Mengapa Islam Memerintahkan Menjaga Pandangan Mata?

Sabtu, 02 Juli 2011
           Alhamdulillah... setelah berabad-abad tidak mengelus halaman posting karena revisi dan revisi skripsi, akhirnya detik ini juga saya berhasil memberikan sentuhan mesra pada kotak posting (ceilee... melambai cabai..^.^). Start with basmalah, Bismillahirrohmanirrohiim......
            Postingan kali ini adalah sebuah jawaban dari pertanyaan seorang anggota ekskul Majelis Ta’lim (MT) di SMAN 1 Gondang, yang sayangnya tidak mencantumkan nama. Sebuah pertanyaan yang mungkin banyak berkecamuk di hati adik2 remaja atau yang lebih kerennya biasa disebut puber.

The question is….. jreng jreng jreng…. “ Mbak, napa c Islam nyuruh qt menjaga pandangan mata? Kan sulit tuch. Tiap hari qt ketemu ma byk orang, g’ mungkin qt bisa jaga pandangan. Palagi skrg kan jamanx anak muda pacaran, pa bisa orang yg pacaran jaga pandangan mata?
Berhubung pertanyaannya lewat sms, jd z gitu nulisnya. OCD (baca: oke deh! ) dek… (karena gak tau namanya, saya kasih inisial MT aja ya..) MT. Saya akan coba jawab semampu saya, klu kurang puas bisa beli es krim vanilla ( gak nyambung kan?).
Pada dasarnya, setiap hal yang telah ditetapkan dalam syariat Islam tu manfaatnya kembali ke kita juga. Tidak ada satu ketetapan yang sia-sia atau iseng belaka. Memang benar Islam memerintahkan kita untuk menjaga pandangan mata. Hal ini dinyatakan dalam al-Qur’an surat an-Nur ayat 30-31: “(Katakanlah kepada orang laki-laki yang beriman, "Hendaklah mereka menahan pandangannya, dan memelihara kemaluannya; yang demikian itu adalah lebih suci bagi mereka, sesungguhnya Allah Maha Mengetahui apa yang mereka perbuat." 31 (Katakanlah kepada wanita yang beriman, "Hendaklah mereka menahan pandangannya, dan memelihara kemaluannya, dan janganlah mereka menampakkan perhiasannya, kecuali yang (biasa) nampak daripadanya. Dan hendaklah mereka menutupkan kain kudung ke dadanya, dan janganlah menampakkan perhiasannya, kecuali kepada suami mereka, atau ayah mereka, atau ayah suami mereka, atau putra-putra mereka, atau putra-putra suami mereka, atau saudara-saudara laki-laki mereka, atau putra-putra saudara laki-laki mereka, atau putra-putra saudara perempuan mereka, atau wanita-wanita Islam, atau budak-budak yang mereka miliki, atau pelayan-pelayan laki-laki yang tidak mempunyai keinginan (terhadap wanita) atau anak-anak yang belum mengerti tentang aurat wanita. Dan janganlah mereka memukulkan kakinya agar diketahui perhiasan yang mereka sembunyikan. Dan bertobatlah kamu sekalian kepada Allah, hai orang-orang yang beriman supaya kamu beruntung)". Mudah?? Gak memang. Tapi bukan mustahil bisa dilakukan.
Ada satu kisah menarik yang berkaitan dengan menjaga pandangan mata. Pernah suatu ketika Imam Syafi’i (salah satu dari empat imam madzhab besar) berjalan di padang pasir. Di tengah perjalanan ia berpapasan dengan seorang wanita. Ketika itu tiba-tiba angin bertiup agak kencang dan membuat kain (rok) si wanita tersibak dan tanpa sengaja Imam Syafi’I melihat betis si wanita. Karena peristiwa yang tidak disengaja itu, empat ribu hadis yang dihafal Imam Syafi’i lenyap dari ingatannya. Tidak hanya itu, ia juga sulit menghafalkan pelajaran padahal sebelumnya ia mampu menghafal kitab Muwatho’ hanya dalam hitungan hari. Ia kemudian mengadukan apa yang dialaminya kepada Waqi’ (gurunya). Sang guru pun memberi petuah “Ilmu itu adalah cahaya. Dan cahaya tidak akan datang pada ahli maksiat ahli dosa”. Mendengar petuah gurunya, Imam Syafi’I teringat akan peristiwa yang baru dialaminya. Ia lalu bertobat dengan sungguh-sungguh dan hadis-hadis yang hilang dari ingatannya pun kembali. Subhanallah.
 Coba renungkan! Sebuah peristiwa yang tidak sengaja saja membawa dampak yang luar biasa, hingga menjadikan seorang yang alim menjadi seperti orang yang tak berilmu. Bagaimana jadinya jika kita sengaja mengumbar pandangan mata? Apalagi, Naudzubillah, jika ada orang yang sengaja memasang kamera, cermin, membuat lubang, dan sebagainya untuk melihat aurat orang lain.
Nha.. lalu bagaimana kalau cuma bertatap-tatapan mata? Eits… Hati-hati! Masih ingat dengan kata-kata “mata adalah anak panah yang tajam”? Benar. Walau sekedar bertatapan mata, seseorang bisa tergila-gila dan mabuk kepayang. Ia menjadi tak sadar diri dan rela melakukan apapun asalkan bisa senantiasa memandang bola mata indah yang dilihatnya. Chairil Anwar pernah terjatuh ke dalam lubang di sawah hanya karena pandangannya tak sengaja berpapasan dengan mata seorang gadis, hingga ia melantunkan sebuah syair, “Badan yang selama ini terjaga, habis hangus di api matamu. Kau kayak tak tau saja…”. Malam-malam berikutnya ia tak dapat tidur karena terus terbayang sepasang mata yang dilihatnya di sawah. Lalu setiap pagi ia pergi ke sawah tersebut dengan harapan dapat kembali melihat mata yang sama. Qais dalam cerita Laila & Majnun juga mengalami hal yang sama. Qais akhirnya menjadi gila (majnun) karena cintanya yang diawali pandangan mata harus terhalang oleh keadaan.
Betapa mudahnya akal seseorang dibelokkan oleh mata. Betapa kuatnya daya magis yang dimiliki mata untuk mempengaruhi orang lain. Sampai-sampai para illusionis pun menggunakan mata sebagai media hipnotis (tatap mata saya..!!). Para ahli sihir juga mempedaya orang lain dengan tipuan-tipuan penglihatan atau ilusi optik.
Sebuah penelitian terkini membuktikan bahwa perempuan cantik dapat mengganggu kesehatan. Penelitian dari University of Valencia, sebuah universitas tertua dan terbesar di Spanyol, menyebutkan, berada lima menit hanya berdua dengan seorang perempuan cantik dapat meningkatkan level cortisol, hormon stres tubuh, pria. Efek ini meningkat pada pria yang percaya bahwa perempuan tersebut "di luar jangkauan mereka'. Cortisol diproduksi tubuh yang mengalami stres fisik atau psikologis dan telah dikaitkan dengan penyakit jantung (Kompas, 4 Mei 2010).
Telegraph, Senin (3/5/2010) melaporkan, para peneliti telah menguji 84 mahasiswa pria dengan meminta mereka duduk di sebuah ruangan dan memecahkan teka-teki Sudoku. Dua orang asing, satu laki-laki dan satu perempuan, juga ada di dalam ruangan tersebut.
Ketika perempuan asing itu meninggalkan ruangan dan dua orang pria itu tetap duduk di sana, tingkat stres kedua relawan pria itu tidak muncul. Namun, ketika seorang relawan pria tinggal sendirian dengan si perempuan asing yang cantik, tingkat cortisol-nya meningkat.
Para peneliti menyimpulkan, "Dalam penelitian ini, kami menilai bahwa bagi sebagian besar pria, kehadiran seorang perempuan cantik dapat menyebabkan persepsi bahwa ada kesempatan untuk pacaran. Sementara sejumlah pria mungkin menghindari perempuan yang atraktif karena berpikir, mereka 'tidak mungkin dapat memacari perempuan tersebut', mayoritas akan merespon dengan kecemasan dan sebuah respons hormonal yang terjadi berbarengan."
"Penelitian ini menunjukkan bahwa tingkat cortisol pria meningkat setelah terjadi kontak sosial singkat selama lima menit dengan seorang wanita muda yang menarik."
Cortisol dapat memiliki efek positif dalam dosis kecil, yaitu meningkatkan kewaspadaan dan kesejahteraan. Namun, peningkatan kadar cortisol kronis dapat memperburuk kondisi kesehatan, seperti memicu penyakit jantung, diabetes, hipertensi dan impotensi.
Darimana seorang pria tahu bahwa ia sedang melihat wanita cantik? Benar. Dari mata, tentu saja. Jika matanya ditutup, ia tidak akan tahu bahwa wanita yang bersamanya cantik atau tidak, cacat atau tidak, molek atau awut-awutan. Sedangkan jika matanya melihat langsung, maka sebuah bohlam yang diletakkan di atas kepalanya niscaya akan menyala karena ada aliran listrik tegangan tinggi. Kecuali kalau pria tersebut mengidap kelainan tidak tertarik pada wanita, lain lagi ceritanya. Hehee..
So, MT… tidakkah Islam begitu indah? Ajarannya tidak hanya mitos yang dijejalkan dalam otak sebagai doktrin tanpa dasar. Setiap sisinya, juga celah-celahnya, selalu mempunyai dampak positif bagi semua orang tanpa terkecuali. Tidak ada pekerjaan yang terasa berat jika kita melakukannya dengan ikhlas. Dengan belajar, berlatih, dan menjaga konsistensi, niscaya segala yang kita upayakan akan mendarah daging, menjadi akhlak, dan suatu saat akan memberikan hasil panen yang terbaik.
 Lam yazid fi ‘amaliha, wa lakin yazid fi jiddiha!!

2komentar:

Posting Komentar

Silahkan meninggalkan pesan yang santun dan tidak menyinggung SARA.
Dilarang Spam!!