ISTIKHARAH
Mencari Jawaban Setiap Urusan

Minggu, 19 Juni 2011
Setelah berkutat dengan pengerjaan skripsi dan mengganti popok ( gak nyambung buk...), akhirnya saya bisa kembali memencet-mencet tombol " terbitkan entri". Posting kali ini berasal dari pertanyaan Binti, siswa SMAN 1 Gondang, tentang makna istikharah. OC, Binti, cekidot!!!
Istikharah merupakan sebuah tradisi yang benar-benar berakar dalam kultur masyarakat Islam. Namun sayangnya, kebanyakan manusia memiliki pandangan yang keliru tentang istikharah dan penggunaannya. Apabila suatu persoalan penting muncul dalam kehidupan mereka, tanpa menunda, merenung, berpikir, dan meminta nasihat dari orang lain, kebanyakan orang akan berusaha untuk memohon petunjuk dari Dzat Yang Maha Gaib dan melakukan istikharah tradisional. Orang-orang demikian ini, tanpa mau berikhtiar, tanpa berusaha menjalani sunnatullah, akan langsung meraih al-Qur'an atau tasbih dan mulai melakukan istikharah. Sebagian orang akan tetap mencoba meraih apa yang mereka inginkan meskipun hasil istikharah menunjukkan indikasi negatif. Sedangkan sebagian yang lain menganggap bahwa hasil istikharah merupakan sesuatu yang wajib diterima sehingga mereka menggantungkan kehidupan dan nasib mereka pada hasil istikharah. Namun yang paling parah adalah mereka yang tidak mau beristikharah sama sekali di dalam setiap urusannya. Kebanyakan orang yang beristikharah tidak memahami makna sesungguhnya dari istikharah dan penggunaannya secara tepat, karena mereka tidak memerhatikan langkah pendahuluannya, yakni:
  • Menggunakan akal sehat dan intelektualitas
  • Meminta nasihat orang lain 
Langkah pendahuluan ini dapat memainkan peranan yang sangat penting dan pengaruh besar terhadap hasil sesungguhnya dari istikharah.

Beragam Jenis Istikharah dan Metode Penggunaannya

1. Istikharah melalui Doa
Makna sesungguhnya dari istikharah adalah "memohon yang terbaik dari Allah Yang Maha Penyayang", yang intinya merupakan suatu bentuk doa. Berserah diri kepada Allah SWT, memasrahkan urusan kepada Allah, dan memiliki prasangka yang baik terhadap-Nya merupakan syarat-syarat yang wajib dipenuhi sebelum seseorang memanjatkan suatu doa. Ini berarti bahwa dalam segala urusannya, orang tersebut berdoa secara tulus kepada Allah SWT, memohon agar diberi kemudahan dalam setiap urusannya dan agar dapat meraih hasil yang baik.
Istikharah (dalam segala hal) melalui doa perlu diprioritaskan. Dalam banyak hadits telah ditekankan bahwa jenis istikharah ini seharusnya dilakukan sebelum setiap langkah dijalankan, dan merupakan salah satu sebab bagi kesuksesan seseorang. Istikharah melalui doa meliputi:
  • Memuji dan mengagungkan Allah SWT seiring dengan ketundukan dan kerendahan hati terhadap-Nya.
  • Memohon kebutuhan-kebutuhan dari Dzat Yang Maha Kaya 
  • Memiliki prasangka-prasangka yang baik tentang Allah SWT, bahwa Allah lebih menyukai apa yang baik bagi hamba-hamba-Nya. Namun, hal yang paling penting adalah bahwa dengan beristikharah melalui doa, seseorang akan memiliki kedamaian pikiran dan tekad yang teguh ketika melakukan sesuatu. 

2. Istikharah dengan Meminta Nasihat dari Orang Lain
Ketika seseorang ingin meraih apa yang menurutnya terbaik baginya, ia meminta nasihat dari orang lain yang memiliki kemampuan untuk memberikan nasihat kepadanya.Namun, ini harus dilakukan setelah berdoa dan memohon kepada-Nya untuk membimbingnya meraih yang terbaik menurut-Nya karena hanya Dia-lah yang benar-benar mengetahui apa yang terbaik bagi para hamba-Nya.
Setiap orang yang berpengetahuan hendaknya tidak semata-mata bertumpu pada pengetahuan dan intelektualitasnya yang terbatas dalam menyikapi setiap masalah, terutama masalah-masalah pelik. Di samping menggunakan kemampuan sendiri, ia juga perlu meminta nasihat dari orang lain dan memerhatikan apa yang dikatakan oleh orang lain. Ada kalanya perkataan yang baik (nasihat) itu justru datang dari orang yang sama sekali tak terduga. Menurut Imam Ali, seorang intelek berkewajiban untuk mengembangkan dan mematangkan intelektualitasnya melalui orang lain yang memiliki wawasan yang lebih luas. Imam Ali r.a. berkata, "Wajib bagi orang yang memiliki intelektualitas agar ia merangkaikan pandangan-pandangan dan intelejensi dari kelompok intelek dan mengombinasikan pengetahuannya dengan pengetahuan orang-orang bijak."

3. Istikharah Spiritual
Jenis istikharah ini merupakan jenis hubungan spiritual dengan Allah SWT. Istikharah ini dilakukan setelah meminta nasihat dari orang lain, dan setelah pemanfaatan intelektualitasnya tidak membawa hasil apa-apa. Maka, pada saat itu seseorang sebaiknya berdoa kepada Allah SWT dengan memohon yang terbaik. Mengadukan segala yang merisaukan hatinya dan memohon bimbingan menuju yang terbaik itu. Lalu ia dapat mengikuti apa-apa yang menjadi kemantapan hatinya.

4. Istikharah melalui Al-Qur'an
Jika setelah cara di atas dilakukan tetap belum mampu menenteramkan pikirannya, maka ia boleh merujuk pada Al-Qur'an demi menghilangkan keragu-raguan yang selama ini masih bercokol di hatinya

5. Istikharah melalui Tasbih
Istikharah ini dilakukan dengan media butir-butir tasbih. Metode ini biasa dilakukan untuk suatu urusan yang menyaratkan suatu pilihan antara ya atau tidak; melakukan atau meninggalkan sesuatu.

6. Istikharah melalui Lembaran-lembaran Kertas
Istikharah ini dilakukan dengan dua cara yakni dengan menggunakan enam lembar kertas atau yang lebih dikenal dengan dhat al riqa dan dengan menggunakan dua puluh lembar kertas undian atau Qur'ah Mubarokah. Meskipun bentuk istikharah ini hampir tidak dikenal atau dipraktikkan di lingkungan masyarakat awam, ia terbilang lazim di antara kelompok ulama terpilih. Rasulullah SAW bersabda, "Termasuk kebahagiaan Bani Adam adalah bahwa ia beristikharah (memohon yang terbaik dari Allah SWT) dan keridhaannya pada apa yang Allah putuskan. Dan di antara kemalangan Bani Adam adalah ia tidak mau beristikharah dan ketidakridhaannya pada apa yang Allah putuskan."

7. Istikharah melalui Sholat
Istikharah jenis inilah yang paling banyak diketahui dan dilakukan orang. Disebut juga sholat Istikharah. Yakni sholat sunah dua rokaat yang dilakukan untuk meminta petunjuk kepada Allah SWT tentang suatu hal yang belum diketahui atau menetapkan pilihan.


Adapun tata cara tiap metode Istikharah akan dibahas pada postingan mendatang. InsyaAllah.
READ MORE - ISTIKHARAH
Mencari Jawaban Setiap Urusan

PROBLEMATIKA, METODE, DAN MODEL PENDIDIKAN ISLAM

Sabtu, 11 Juni 2011

BAB I
PENDAHULUAN

A.    Latar Belakang
Dalam pasal 55 Undang-undang nomor 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional dinyatakan bahwa masyarakat diberikan kesempatan untuk menyelenggarakan pendidikan berbasis masyarakat sesuai dengan kekhasan agama, lingkungan, sosial, dan budaya untuk kepentingan masyarakat. Dalam hubungannya dengan undang-umdang tersebut, maka setiap satuan pendidikan baik yangh di selenggarakan negara (sekolah negeri) maupun oleh masyarakat (sekolah swasta) mempunyai kedudukan yang sama dalam sistem pelaksanaan kurikulum, evaluasi pendidikan serta manajemen dan pendanaannya sesuai dengan standar nasional pendidikan. Hal tersebut juga berlaku pada sekolah-sekolah yang berlabel agama. Dalam hal ini islam, dengan adanya istilah Madrasah, Pondok pesantren, taman Al-qur’an, dan lain-lain.
Namun pada kenyataannya, undang-undang tersebut ternyata belum mampu menghapus persepsi dikalangan masyarakat bahwa sekolah dan madrasah itu berbeda. Baik dari segi kualitas outputnya maupun kesempatan kerja.
B.     Rumusan Masalah
Dalam rangka pembahasan problematika, metode dan model pendidikan Islam, maka disusunlah rumusan masalah sebagai berikut :
1.      Bagaimana problematika pendidikan islam ?
2.      Bagaimana model-model  pendidikan islam ?
3.      Bagaimana metode pendidikan islam ?
C.    Tujuan
Dari rumusan masalah yang ada, maka diharapkan dapat menemukan problematika, metode dan model pendidikan Islam dan solusi penyelesaiannya.

BAB II
PROBLEMATIKA, METODE, DAN MODEL PENDIDIKAN ISLAM

A.    Problematika Pendidikan Islam
Sebagaimana kita ketahui bersama bahwa sumber utama pendidikan Islam sebagai disiplin ilmu adalah kitab suci Al Qur’an dan sunah Rasulullah Muhammad SAW. Sebagai disiplin ilmu, pendidikan Islam bertugas pokok mengilmiakan wawasan atau pandangan tentang kependidikan yang terdapat di dalam sumber-sumber pokok dengan bantuan dari pendapat sahabat, ulama, ataupun  ilmuwan.
Namun demikian, tidak mudah mengaktualisasikan konsep tersebut dalam dunia Pendidikan Islam. Dengan keterbatasan-keterbatasan setiap individu yang berbeda dalam memahami pendidikan Islam maka muncullah problematika pendidikan Islam. Untuk ini akan dibahas sedikit dari berbagai problematika pendidikan Islam yang ada diantaranya adalah :
1.      Kualitas generasi muda Islam dalam menghadapi tantangan zaman.
-          Dalam hal ini menitik beratkan eksistensi generasi penerus  untuk lebih baik dari sebelumnya. Maka akan terjadi peningkatan mutu bangsa dikemudian hari. Untuk itu hendaknya dengan pengetahuan yang relevan. Karena setiap zaman akan mengalami perubahan dan kondisi yang berbeda.
2.      Perluasan sistem pendidikan yang relevan dengan perkembangan zaman yang tetap berpegang pada ajaran Islam.
-          Sistem pendidikan jangan hanya melayani sistem pendidikan formal saja, melainkan dapat mencakup keseluruhan, diantaranya pendidikan non formal. Karena segenap kebutuhan akan pelayanan pendidikan, diantaranya dunia kerja, bermasyarakat, konflik negara, konflik antar agama, dan lain sebagainya tidak mungkin dapat diperoleh dalam pendidikan formal. Tantangan selanjutnya, mencetak ilmuan muslim yang mampu mengaktualisasikan imunya di bidang pendidikan.
3.      Madrasah intitusi pendidikan yang berlabel Islam dapat mencetak generasi berkualitas dalam berbagai bidang. 
"Sesungguhnya Allah tidak akan mengubah nasib suatu kaum (umat), sehingga mereka sendiri mengubahnya” (Q.S. Ar. Ra’d : 11)
Sebagai antisipasi problematika tersebut maka hendak dilakukan hal-hal sebagai berikut :
  1. Peka terhadap aktivitas perkembangan zaman.
  2. Semakin inovatif dan kreatif dalam pengembangan sistem pendidikan (PAI)
  3. Dan yang paling penting, tetap berpegang teguh pada pokok-pokok ajaran Islam (Al qur’an dan sunah) semodern apapun zaman.
B.     Model-model Pendidikan Islam
Diantara model-model pendidikan Islam adalah sebagai berikut :
1.      Model pendidikan Islam esensialistik.
Model ini berorientasi pada nilai-nilai lama yang konservatif dan ksketis yang membentuk sosok pribadi muslim yang tahan terhadap pukulan zaman.
2.      Model Pendidikan Islam Perenialistik
Model ini berorientasi pada nilai-nilai yang mengandung potensi mengubah nasib masa lampau ke masa kini yang dijadikan inti kurikulum pendidikan. Dimana nilai-nilai yang terbukti tahan lama saja yang di interealisasikan. Sedangkan nilai-nilai yang berpotensi bagi semangat perubahan di tinggalkan.


3.      Model Pendidikan Islam yang Individualistik.
Model ini, potensi aloplastik (mengubah dan membangun) masyarakat dan alam sekitar kurang mengacu kepada kebutuhan sosiokultural.
4.      Model Pendidikan Islam yang bercorak teknologi.
Model ini orientasinya meninggalkan nilai-nilai samawai diganti dengan nilai-nilai pragmatik realistik kultural.
5.      Model pendidikan Islam Dialogis
Mekanisme model ini adalah aksi reaksi dalam perkembangan manusia menjadi gersang dari nilai-nilai Illahi yang mendasari fitrahnya.
Dari berbagai jenis model pendidikan Islam di aras tentunya masih banyak masalah-masalah yang timbul. Hal ini dapat dilihat dari institusi Pendidikan Islam yang ada baik di Indonesia dan luar negeri. Khususnya Indonesia institusi pendidikan Islam telah mendapat pengakuan secara hukum dengan diatas dalam UU pendidikan No. 20 tahun 2003. Tentunya dengan ketentuan-ketentuan yang telah ditetapkan oleh negara. Setiap jenjang telah disamakan dengan pendidikan umum. Tentunya dengan kelebihan dan kekurangan yang dimiliki lembaga masing-masing.
C.    Metode Pendidikan Islam
Secara etimologi kata metode berasal bahasa yunani yaitu meta yang berarti “yang dilalui” dan hodos yang berarti “jalan” yakni jalan yang harus dilalui. Jadi secara harfiah metode adalah cara yang tepat untuk melakukan sesuatu. (poerwakatja, 1982 : 56). Sedangkan dalam bahasa inggris, disebut dengan method yang mengandung makna metode dalam bahasa Indonesia. (Wojowasito, 1980 : 113). Dalam bahasa Arab, metode disebut dengan tariqah yang berarti jalan atau cara.
Secara termologi, para ahli memberikan definisi yang beragam diantaranya adalah cara yang di dalam fungsinya merupakan alat untuk mencapai tujuan. Menurut menurut Ahmad Tafsir dalam Ramayulis (2006 : 184), metode mengajar adalah cara yang paling tepat, dan cepat dalam mengajarkan Mata Pelajaran. Sedangkan menurut Ramayulis sendiri (2006 : 185) Metode adalah seperangkat cara, jalan dan teknik yang digunakan oleh pendidikan dalam proses pembelajaran agar peserta didik dapat mencapai tujuan pembelajaran atau menguasai kopetensi tertentu yang dirumuskan dalam silabi Mata Pelajaran dari pendapat 3 diatas dapat kita pahami bahwa metode pendidikan adalah seperangkat cara, jalan dan teknik yang digunakan pendidik dalam proses pendidikan dan proses pengajaran agar peserta didik dapat mencapai tujuan pembelajaran atau meguasai kopetensi tertentu yang dirumuskan dalam silabi Mata Pelajaran.
Macam-macam metode pendidikan dan pengajaran di antaranya, adalah :
a.       Metode Keteladanan.
Mendidik dengan contoh (keteladanan) adalah suatu metode pembelajaran yang dianggap besar pengaruhya. Seorang pendidik memberikan teladan atas sikap dan segala hal yang baik kepada peserta didik, mempunyai kepridadian yang baik sesuai dengan tujuan pendidikan.
b.      Metode lemah lembut/kasih sayang.
Pentingnya metode lemah lembut dalm pendidikan, karena materi pelajaran yang disampakan pendidikan dapat membentuk kepribadian peserta didik. Dengan sikap lemah lembut yang ditampilkan pendidik, peserta didik akan terdorong untuk akrab dengan pendidik dalam upaya pembentukan kepribadian.
c.       Metode Deduktif.
Metode deduktif (memberitahukan secara global) suatu materi pelajaran, akan memunculkan keingintahukan pelajaran tentang isi materi pelajaran, sehingga lebih mengenal di hati dan memberi yang lebih besar.
d.      Metode perumpamaan.
Metode ini dilakukan dengan cara menyerupakan sesuatu dengan sesuatu yang lain, mendekatkan sesuatu yang abstrak dengan yang lebih konkrit. Perumpamaan sebagai suatu metode pembelajaran selalu syarat dengan makna, sehingga benar-benar dapat membawa sesuatu yang abstrak kepada yang kongkrit atau menjadikan sesuatu yang masih samar dalam makna menjadi suatu yang sangat jelas.
e.       Metode kiasan.
Pendidik mengajarkan suatu materi atau memberi contoh dengan mengiaskan suatu hal terhadap hal lain agar lebih mudah dipahami oleh peserta didik.
f.       Metode tanya jawab atau dialog
Metode ini untuk mengajak si mengajar si pendengar agar fokus dengan pembahasan. Metode dialog berusaha menghungkan pemikiran seseorang dengan lain, serta mempunyai manfaat bagi pelaku dand pendengarnya.
g.      Metode pengulangan.
Suatu proses yang penting dalam pembelajaran adalah pengulangan/latihan atau praktek yang diulang-ulang. Baik latihan mental dimana seorang membayangkan dirinya melakukan perbuatan tertentu maupun latihan motorik yaitu melakukan perbuatan secara nyata merupakan alat-alat bantu ingatan yang penting.
h.      Metode Demonstrasi.
Metode demonstrasi dimaksudkan sebagai suatu kegiatan memperlihatkan suatu gerakan, atau proses kerja sesuatu. Pekerjaan dapat saja dilakukan oelh pendidik atau orng lain yang diminta mempratekan sesuatu pekerjaan.
i.        Metode Eksperimen.
Metode ini sering digunakan dalam ilmu-ilmu eksak dimana peserta didik bereksperimen (melakukan percobaan) dalam menguji kebenaran suatu ilmu atau hal baru.


j.        Metode pemecah masalah.
Peserta didik disuguhi kasus-kasus yang memerlukan keterlibatan dan disuruh mencari penyelesaianya dengan cara-cara atau metode yang telah diajarkan pendidik ataupun dengan metode-metode lain.
k.      Metode pemberian hukum dan pujian (punish and reward)
Hukum atau sanksi diberikan sebagai upaya  untuk menumbuhkan rasa jera agar peserta didik tidak mengulangi kesalahan. Sedangkan pujian diberikan sebagai motivasi agar peserta didik meningkatkan prestasinya.


DAFTAR PUSTAKA

Al-Atsary, Abu ‘Aqil. 2009. Hadist-hadist Tentang Metode Pendidikan (online) http://muslimuny.ilmoe.com/?p=59#more-59.

Arifin, Muzayyin. 2003. Kapita Selekta Pendidikan Islam. Jakarta : Bumi Aksara.

Anonim. 2008. Kumpulan Peraturan Perundangan Pendidikan. Jakarta : Depertemen Agama RI.

Buchori, Mochtar. 1994. Spektrum Problematika Pendidikan di Indonesia.

Rahman Shaleh, Abdul. 2005. Profil Madrasah Masa Depan. Jakarta : Bina Mitra Pemberdayaan Madrasah, Depertemen Agama RI.

Ramayulis. 2006. (cet V). Ilmu Pendidikan Islam. Jakarta : Kalam Mulia.
READ MORE - PROBLEMATIKA, METODE, DAN MODEL PENDIDIKAN ISLAM

Penyejuk Hati: Wahai Puteriku...

Kamis, 09 Juni 2011
Oleh:

Nur 'Aisatul Uyun

Putriku tercinta! Aku seorang yang telah berusia hampir lima puluh tahun. Hilang sudah masa remaja, impian dan khayalan. Aku telah mengunjungi banyak negeri, dan berjumpa dengan banyak orang.

Aku juga telah merasakan pahit getirnya dunia. Oleh karena itu dengarlan nasehat-nasehatku yang benar lagi jelas, berdasarkan pengalaman-pengalamanku, dimana engkau belum pernah mendengarnya dari orang lain.

Kami telah menulis dan mengajak kepada perbaikan moral, menghapus kejahatan dan mengekang hawa nafsu, sampai pena tumpul, dan mulut letih, dan kami tidak mengahasilkan apa-apa. Kemungkaran tidak dapat kami berantas, bahkan semakin bertambah, kerusakan telah mewabah, para wanita keluar dengan pakaian merangsang, terbuka bagian lengan, betis dan lehernya.

Kami belum menemukan cara untuk memperbaiki, kami belum tahu jalannya. Sesungguhnya jalan kebaikan itu ada di depanmu, putriku! Kuncinya berada di tanganmu.

Benar bahwa lelakilah yang memulai langkah pertama dalam lorong dosa, tetapi bila engkau tidak setuju, laki-laki itu tidak akan berani, dan andaikata bukan lantaran lemah gemulaimu, laki-laki tidak akan bertambah parah. Engkaulah yang membuka pintu, kau katakan kepada si pencuri itu : silakan masuk … ketika ia telah mencuri, engkau berteriak : maling …! Tolong … tolong… saya kemalingan.

Demi Allah … dalam khayalan seorang pemuda tak melihat gadis kecuali gadis itu telah ia telanjangi pakaiannya.

Demi Allah … begitulah, jangan engkau percaya apa yang dikatakan laki-laki, bahwa ia tidak akan melihat gadis kecuali akhlak dan budi bahasanya. Ia akan berbicara kepadamu sebagai seorang sahabat.

Demi Allah … ia telah bohong! Senyuman yang diberikan pemuda kepadamu, kehalusan budi bahasa dan perhatian, semua itu tidak lain hanyalah merupakan perangkap rayuan ! setelah itu apa yang terjadi? Apa, wahai puteriku? Coba kau pikirkan!

Kalian berdua sesaat berada dalam kenikmatan, kemudian engkau ditinggalkan, dan engkau selamanya tetap akan merasakan penderitaan akibat kenikmatan itu. Pemuda tersebut akan mencari mangsa lain untuk diterkam kehormatannya, dan engakulah yang menanggung beban kehamilan dalam perutmu. Jiwamu menangis, keningmu tercoreng, selama hidupmu engkau akan tetap berkubang dalam kehinaan dan keaiban, masyarakat tidak akan mengampunimu selamanya.

Bila engkau bertemu dengan pemuda, kau palingkan muka, dan menghindarinya. Apabila pengganggumu berbuat lancang lewat perkataan atau tangan yang usil, kau lepaskan sepatu dari kakimu lalu kau lemparkan ke kepalanya, bila semua ini engkau lakukan, maka semua orang di jalan akan membelamu. Setelah itu anak-anak nakal itu takkan mengganggu gadis-gadis lagi. Apabila anak laki-laki itu menginginkan kebaikan maka ia akan mendatangi orang tuamu untuk melamar.

Cita-cita wanita tertinggi adalah perkawinan. Wanita, bagaimanapun juga status sosial, kekayaan, popularitas, dan prestasinya, sesuatu yang sangat didamba-dambakannya adalah menjadi isteri yang baik serta ibu rumah tangga yang terhormat.

Tak ada seorangpun yang mau menikahi pelacur, sekalipun ia lelaki hidung belang, apabila akan menikah tidak akan memilih wanita jalang (nakal), akan tetapi ia akan memilih wanita yang baik karena ia tidak rela bila ibu rumah tangga dan ibu putera-puterinya adalah seorang wanita amoral.

Sesungguhnya krisis perkawinan terjadi disebabkan kalian kaum wanita! Krisis perkawinan terjadi disebabkan perbuatan wanita-wanita asusila, sehingga para pemuda tidak membutuhkan isteri, akibatnya banyak para gadis berusia cukup untuk nikah tidak mendapatkan suami. Mengapa wanita-wanita yang baik belum juga sadar? Mengapa kalian tidak berusaha memberantas malapetaka ini? Kalianlah yang lebih patut dan lebih mampu daripada kaum laki-laki untuk melakukan usaha itu karena kalian telah mengerti bahasa wanita dan cara menyadarkan mereka, dan oleh karena yang menjadi korban kerusakan ini adalah kalian, para wanita mulia dan beragama.

Maka hendaklah kalian mengajak mereka agar bertakwa kepada Allah, bila mereka tidak mau bertaqwa, peringatkanlah mereka akan akibat yang buruk dari perzinaan seperti terjangkitnya suatu penyakit. Bila mereka masih membangkang maka beritahukan akan kenyataan yang ada, katakan kepada mereka : kalian adalah gadis-gadis remaja putri yang cantik, oleh karena itu banyak pemuda mendatangi kalian dan berebut di sekitar kalian, akan tetapi apakah keremajaan dan kecantikan itu akan kekal? Semua makhluk di dunia ini tidak ada yang kekal. Bagaimana kelanjutannya, bila kalian sudah menjadi nenek dengan punggung bungkuk dan wajah keriput? Saat itu, siapakah yang akan memperhatikan? Siapa yang akan simpati?

Tahukah kalian, siapakah yang memperhatikan, menghormati dan mencintai seorang nenek? Mereka adalah anak dan para cucunya, saat itulah nenek tersebut menjadi seorang ratu ditengah rakyatnya. Duduk di atas singgasana dengan memakai mahkota, tetapi bagaimana dengan nenek yang lain, yang masih belum bersuami itu?Apakah kelezatan itu sebanding dengan penderitaan di atas? Apakah akibat itu akan kita tukar dengan kelezatan sementara?

Dan berilah nasehat-nasehat yang serupa, saya yakin kalian tidak perlu petunjuk orang lain serta tidak kehabisan cara untuk menasehati saudari-saudari yang sesat dan patut di dikasihani. Bila kalian tidak dapat mengatasi mereka, berusahalah untuk menjaga wanita-wanita baik, gadis-gadis yang sedang tumbuh, agar mereka tidak menempuh jalan yang salah.

Saya tidak minta kalian untuk mengubah secara drastis mengembalikan wanita kini menjadi kepribadian muslimah yang benar, akan tetapi kembalilah ke jalan yang benar setapak demi setapak sebagaimana kalian menerima kerusakan sedikit demi sedikit.

Perbaikan tersebut tidak dapat diatasi hanya dalam waktu sehari atau dalam waktu singkat, malainkan dengan kembali ke jalan yang benar dari jalan yang semula kita lewati menuju kejelekan walaupun jalan itu sekarang telah jauh, tidak menjadi soal, orang yang tidak mau menempuh jalan panjang yang hanya satu-satunya ini, tidak akan pernah sampai. Kita mulai dengan memberantas pergaulan bebas, (kalaupun) seorang wanita membuka wajahnya tidak berarti ia boleh bergaul dengan laki-laki yang bukan mahramnya. Istri tanpa tutup wajah bukan berarti ia boleh menyambut kawan suami dirumahnya, atau menyalaminya bila bertemu di kereta, bertemu di jalan, atau seorang gadis menjabat tangan kawan pria di sekolah, berbincang-bincang, berjalan seiring, belajar bersama untuk ujian, dia lupa bahwa Allah menjadikannya sebagai wanita dan kawannya sebagai pria, satu dengan lain dapat saling terangsang. Baik wanita, pria, atau seluruh penduduk dunia tidak akan mampu mengubah ciptaan Allah, menyamakan dua jenis atau menghapus rangsangan seks dari dalam jiwa mereka.

Mereka yang menggembor-gemborkan emansipasi dan pergaulan bebas atas kemajuan adalah pembohong dilihat dari dua sebab :

Pertama : karena itu semua mereka lakukan untuk kepuasan pada diri mereka, memberikan kenikmatan-kenikmatan melihat angota badan yang terbuka dan kenikmatan-kenikmatan lain yang mereka bayangkan. Akan tetapi mereka tidak berani berterus terang, oleh karena itu mereka bertopeng dengan kalimat yang mengagumkan yang sama sekali tidak ada artinya, kemajuan, modernisasi, kehidupan kampus, dan ungkapan-ungkapan yang lain yang kosong tanpa makna bagaikan gendang.

Kedua : mereka bohong oleh karena mereka bermakmum pada Eropa, menjadikan eropa bagaikan kiblat, dan mereka tidak dapat memahami kebenaran kecuali apa-apa yang datang dari sana, dari Paris, London, Berlin dan New york. Sekalipun berupa dansa, porno, pergaulan bebas di sekolah, buka aurat di lapangan dan telanjang di pantai (atau di kolam renang). Kebatilan menurut mereka adalah segala sesuatu yang datangnya dari timur, sekolah-sekolah Islam dan masjid-masjid, walapun berupa kehormatan, kemuliaan,, kesucian dan petunjuk. Kata mereka, pergaulan bebas itu dapat mengurangi nafsu birahi, mendidik watak dan dapat menekan libido seksual, untuk menjawab ini saya limpahkan pada mereka yang telah mencoba pergaulan bebas di sekolah-sekolah, seperti Rusia yang tidak beragama, tidak pernah mendengar para ulama dan pendeta. Bukankah mereka telah meninggalkan percobaan ini setelah melihat bahwa hal ini amat merusak?

Saya tidak berbicara dengan para pemuda, saya tidak ingin mereka mendengar, saya tahu, mungkin mereka menyanggah dan mencemoohkan saya karena saya telah menghalangi mereka untuk memperoleh kenikmatan dan kelezatan, akan tetapi saya berbicara kepada kalian, putri-putriku, wahai putriku yang beriman dan beragama! Putriku yang terhormat dan terpelihara ketahuilah bahwa yang menjadi korban semua ini bukan orang lain kecuali engkau.

Oleh karena itu jangan berikan diri kalian sebagai korban iblis, jangan dengarkan ucapan mereka yang merayumu dengan pergaulan yang alasannya, hak asasi, modernisme, emansipasi dan kehidupan kampus. Sungguh kebanyakan orang yang terkutuk ini tidak beristri dan tidak memiliki anak, mereka sama sekali tidak peduli dengan kalian selainuntuk pemuas kelezatan sementara. Sedangkan saya adalah seorang ayah dari empat gadis. Bila saya membela kalian, berarti saya membela putri-putriku sendiri. Saya ingin kalian bahagia seperti yang saya inginkan untuk putri-putriku.

Sesungguhnya tidak ada yang mereka inginkan salain memperkosa kehormatan wanita, kemuliaan yang tercela tidak akan bisa kembali, begitu juga martabat yang hilang tidak akan dapat diketemukan kembali.

Bila anak putri jatuh, tak seorangpun di antara mereka mau menyingsingkan lengan untuk membangunkannya dari lembah kehinaan, yang engkau dapati mereka hanya memperebutkan kecantikan si gadis, apabila telah berubah dan hilang, mereka pun lalu pergi menelantarkan, persisnya seperti anjing meninggalkan bangkai yang tidak tersisa daging sedikitpun.

Inilah nasehatku padamu, putriku. Inilah kebenaran. Selain ini jangan percaya. Sadarlah bahwa di tanganmulah, bukan di tangan kami kaum laki-laki, kunci pintu perbaikan. Bila mau perbaikilah diri kalian, dengan demikian umat pun kan menjadi baik. (wallahul musta’an). Disarikan daribuku : “Wahai Putriku” Ali Thanthawi , Ulama Mesir.

Tulisan ini pernah dimuat di http://mannglawak.blogspot.com/2010/11/nasehat-untuk-perempuan.html
READ MORE - Penyejuk Hati: Wahai Puteriku...