Oleh:
Nur 'Aisatul Uyun
Nur 'Aisatul Uyun
Putriku
tercinta! Aku seorang yang telah berusia hampir lima puluh tahun. Hilang sudah
masa remaja, impian dan khayalan. Aku telah mengunjungi banyak negeri, dan
berjumpa dengan banyak orang.
Aku juga telah
merasakan pahit getirnya dunia. Oleh karena itu dengarlan nasehat-nasehatku
yang benar lagi jelas, berdasarkan pengalaman-pengalamanku, dimana engkau belum
pernah mendengarnya dari orang lain.
Kami
telah menulis dan mengajak kepada perbaikan moral, menghapus kejahatan dan
mengekang hawa nafsu, sampai pena tumpul, dan mulut letih, dan kami tidak
mengahasilkan apa-apa. Kemungkaran tidak dapat kami berantas, bahkan semakin
bertambah, kerusakan telah mewabah, para wanita keluar dengan pakaian
merangsang, terbuka bagian lengan, betis dan lehernya.
Kami
belum menemukan cara untuk memperbaiki, kami belum tahu jalannya. Sesungguhnya
jalan kebaikan itu ada di depanmu, putriku! Kuncinya berada di tanganmu.
Benar
bahwa lelakilah yang memulai langkah pertama dalam lorong dosa, tetapi bila
engkau tidak setuju, laki-laki itu tidak akan berani, dan andaikata bukan
lantaran lemah gemulaimu, laki-laki tidak akan bertambah parah. Engkaulah yang
membuka pintu, kau katakan kepada si pencuri itu : silakan masuk … ketika ia
telah mencuri, engkau berteriak : maling …! Tolong … tolong… saya kemalingan.
Demi
Allah … dalam khayalan seorang pemuda tak melihat gadis kecuali gadis itu telah
ia telanjangi pakaiannya.
Demi
Allah … begitulah, jangan engkau percaya apa yang dikatakan laki-laki, bahwa ia
tidak akan melihat gadis kecuali akhlak dan budi bahasanya. Ia akan berbicara
kepadamu sebagai seorang sahabat.
Demi
Allah … ia telah bohong! Senyuman yang diberikan pemuda kepadamu, kehalusan
budi bahasa dan perhatian, semua itu tidak lain hanyalah merupakan perangkap
rayuan ! setelah itu apa yang terjadi? Apa, wahai puteriku? Coba kau pikirkan!
Kalian
berdua sesaat berada dalam kenikmatan, kemudian engkau ditinggalkan, dan engkau
selamanya tetap akan merasakan penderitaan akibat kenikmatan itu. Pemuda
tersebut akan mencari mangsa lain untuk diterkam kehormatannya, dan engakulah
yang menanggung beban kehamilan dalam perutmu. Jiwamu menangis, keningmu
tercoreng, selama hidupmu engkau akan tetap berkubang dalam kehinaan dan
keaiban, masyarakat tidak akan mengampunimu selamanya.
Bila
engkau bertemu dengan pemuda, kau palingkan muka, dan menghindarinya. Apabila
pengganggumu berbuat lancang lewat perkataan atau tangan yang usil, kau
lepaskan sepatu dari kakimu lalu kau lemparkan ke kepalanya, bila semua ini
engkau lakukan, maka semua orang di jalan akan membelamu. Setelah itu anak-anak
nakal itu takkan mengganggu gadis-gadis lagi. Apabila anak laki-laki itu
menginginkan kebaikan maka ia akan mendatangi orang tuamu untuk melamar.
Cita-cita
wanita tertinggi adalah perkawinan. Wanita, bagaimanapun juga status sosial,
kekayaan, popularitas, dan prestasinya, sesuatu yang sangat didamba-dambakannya
adalah menjadi isteri yang baik serta ibu rumah tangga yang terhormat.
Tak
ada seorangpun yang mau menikahi pelacur, sekalipun ia lelaki hidung belang,
apabila akan menikah tidak akan memilih wanita jalang (nakal), akan tetapi ia
akan memilih wanita yang baik karena ia tidak rela bila ibu rumah tangga dan
ibu putera-puterinya adalah seorang wanita amoral.
Sesungguhnya
krisis perkawinan terjadi disebabkan kalian kaum wanita! Krisis perkawinan
terjadi disebabkan perbuatan wanita-wanita asusila, sehingga para pemuda tidak
membutuhkan isteri, akibatnya banyak para gadis berusia cukup untuk nikah tidak
mendapatkan suami. Mengapa wanita-wanita yang baik belum juga sadar? Mengapa
kalian tidak berusaha memberantas malapetaka ini? Kalianlah yang lebih patut
dan lebih mampu daripada kaum laki-laki untuk melakukan usaha itu karena kalian
telah mengerti bahasa wanita dan cara menyadarkan mereka, dan oleh karena yang
menjadi korban kerusakan ini adalah kalian, para wanita mulia dan beragama.
Maka
hendaklah kalian mengajak mereka agar bertakwa kepada Allah, bila mereka tidak
mau bertaqwa, peringatkanlah mereka akan akibat yang buruk dari perzinaan
seperti terjangkitnya suatu penyakit. Bila mereka masih membangkang maka
beritahukan akan kenyataan yang ada, katakan kepada mereka : kalian adalah gadis-gadis
remaja putri yang cantik, oleh karena itu banyak pemuda mendatangi kalian dan
berebut di sekitar kalian, akan tetapi apakah keremajaan dan kecantikan itu
akan kekal? Semua makhluk di dunia ini tidak ada yang kekal. Bagaimana
kelanjutannya, bila kalian sudah menjadi nenek dengan punggung bungkuk dan
wajah keriput? Saat itu, siapakah yang akan memperhatikan? Siapa yang akan
simpati?
Tahukah
kalian, siapakah yang memperhatikan, menghormati dan mencintai seorang nenek?
Mereka adalah anak dan para cucunya, saat itulah nenek tersebut menjadi seorang
ratu ditengah rakyatnya. Duduk di atas singgasana dengan memakai mahkota,
tetapi bagaimana dengan nenek yang lain, yang masih belum bersuami itu?Apakah
kelezatan itu sebanding dengan penderitaan di atas? Apakah akibat itu akan kita
tukar dengan kelezatan sementara?
Dan
berilah nasehat-nasehat yang serupa, saya yakin kalian tidak perlu petunjuk
orang lain serta tidak kehabisan cara untuk menasehati saudari-saudari yang
sesat dan patut di dikasihani. Bila kalian tidak dapat mengatasi mereka,
berusahalah untuk menjaga wanita-wanita baik, gadis-gadis yang sedang tumbuh,
agar mereka tidak menempuh jalan yang salah.
Saya
tidak minta kalian untuk mengubah secara drastis mengembalikan wanita kini
menjadi kepribadian muslimah yang benar, akan tetapi kembalilah ke jalan yang
benar setapak demi setapak sebagaimana kalian menerima kerusakan sedikit demi
sedikit.
Perbaikan tersebut
tidak dapat diatasi hanya dalam waktu sehari atau dalam waktu singkat,
malainkan dengan kembali ke jalan yang benar dari jalan yang semula kita lewati
menuju kejelekan walaupun jalan itu sekarang telah jauh, tidak menjadi soal,
orang yang tidak mau menempuh jalan panjang yang hanya satu-satunya ini, tidak
akan pernah sampai. Kita mulai dengan memberantas pergaulan bebas, (kalaupun)
seorang wanita membuka wajahnya tidak berarti ia boleh bergaul dengan laki-laki
yang bukan mahramnya. Istri tanpa tutup wajah bukan berarti ia boleh menyambut
kawan suami dirumahnya, atau menyalaminya bila bertemu di kereta, bertemu di
jalan, atau seorang gadis menjabat tangan kawan pria di sekolah,
berbincang-bincang, berjalan seiring, belajar bersama untuk ujian, dia lupa
bahwa Allah menjadikannya sebagai wanita dan kawannya sebagai pria, satu dengan
lain dapat saling terangsang. Baik wanita, pria, atau seluruh penduduk dunia
tidak akan mampu mengubah ciptaan Allah, menyamakan dua jenis atau menghapus
rangsangan seks dari dalam jiwa mereka.
Mereka
yang menggembor-gemborkan emansipasi dan pergaulan bebas atas kemajuan adalah
pembohong dilihat dari dua sebab :
Pertama : karena itu semua
mereka lakukan untuk kepuasan pada diri mereka, memberikan
kenikmatan-kenikmatan melihat angota badan yang terbuka dan
kenikmatan-kenikmatan lain yang mereka bayangkan. Akan tetapi mereka tidak
berani berterus terang, oleh karena itu mereka bertopeng dengan kalimat yang
mengagumkan yang sama sekali tidak ada artinya, kemajuan, modernisasi,
kehidupan kampus, dan ungkapan-ungkapan yang lain yang kosong tanpa makna
bagaikan gendang.
Kedua : mereka bohong oleh karena mereka
bermakmum pada Eropa, menjadikan eropa bagaikan kiblat, dan mereka tidak dapat
memahami kebenaran kecuali apa-apa yang datang dari sana, dari Paris, London,
Berlin dan New york. Sekalipun berupa dansa, porno, pergaulan bebas di sekolah,
buka aurat di lapangan dan telanjang di pantai (atau di kolam renang).
Kebatilan menurut mereka adalah segala sesuatu yang datangnya dari timur,
sekolah-sekolah Islam dan masjid-masjid, walapun berupa kehormatan, kemuliaan,,
kesucian dan petunjuk. Kata mereka, pergaulan bebas itu dapat mengurangi nafsu
birahi, mendidik watak dan dapat menekan libido seksual, untuk menjawab ini
saya limpahkan pada mereka yang telah mencoba pergaulan bebas di
sekolah-sekolah, seperti Rusia yang tidak beragama, tidak pernah mendengar para
ulama dan pendeta. Bukankah mereka telah meninggalkan percobaan ini setelah
melihat bahwa hal ini amat merusak?
Saya
tidak berbicara dengan para pemuda, saya tidak ingin mereka mendengar, saya
tahu, mungkin mereka menyanggah dan mencemoohkan saya karena saya telah
menghalangi mereka untuk memperoleh kenikmatan dan kelezatan, akan tetapi saya
berbicara kepada kalian, putri-putriku, wahai putriku yang beriman dan
beragama! Putriku yang terhormat dan terpelihara ketahuilah bahwa yang menjadi
korban semua ini bukan orang lain kecuali engkau.
Oleh karena itu
jangan berikan diri kalian sebagai korban iblis, jangan dengarkan ucapan mereka
yang merayumu dengan pergaulan yang alasannya, hak asasi, modernisme,
emansipasi dan kehidupan kampus. Sungguh kebanyakan orang yang terkutuk ini
tidak beristri dan tidak memiliki anak, mereka sama sekali tidak peduli dengan
kalian selainuntuk pemuas kelezatan sementara. Sedangkan saya adalah seorang
ayah dari empat gadis. Bila saya membela kalian, berarti saya membela
putri-putriku sendiri. Saya ingin kalian bahagia seperti yang saya inginkan
untuk putri-putriku.
Sesungguhnya
tidak ada yang mereka inginkan salain memperkosa kehormatan wanita, kemuliaan
yang tercela tidak akan bisa kembali, begitu juga martabat yang hilang tidak
akan dapat diketemukan kembali.
Bila
anak putri jatuh, tak seorangpun di antara mereka mau menyingsingkan lengan
untuk membangunkannya dari lembah kehinaan, yang engkau dapati mereka hanya
memperebutkan kecantikan si gadis, apabila telah berubah dan hilang, mereka pun
lalu pergi menelantarkan, persisnya seperti anjing meninggalkan bangkai yang
tidak tersisa daging sedikitpun.
Inilah nasehatku
padamu, putriku. Inilah kebenaran. Selain ini jangan percaya. Sadarlah bahwa di
tanganmulah, bukan di tangan kami kaum laki-laki, kunci pintu perbaikan. Bila
mau perbaikilah diri kalian, dengan demikian umat pun kan menjadi baik.
(wallahul musta’an). Disarikan daribuku : “Wahai Putriku”
Ali Thanthawi , Ulama Mesir.
Tulisan
ini pernah dimuat di http://mannglawak.blogspot.com/2010/11/nasehat-untuk-perempuan.html
3komentar:
hai hai tes tes teees..
great posting sist..
Posting Komentar
Silahkan meninggalkan pesan yang santun dan tidak menyinggung SARA.
Dilarang Spam!!