BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang
Dalam pasal 55 Undang-undang nomor 20
tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional dinyatakan bahwa masyarakat
diberikan kesempatan untuk menyelenggarakan pendidikan berbasis masyarakat
sesuai dengan kekhasan agama, lingkungan, sosial, dan budaya untuk kepentingan
masyarakat. Dalam hubungannya dengan undang-umdang tersebut, maka setiap satuan
pendidikan baik yangh di selenggarakan negara (sekolah negeri) maupun oleh
masyarakat (sekolah swasta) mempunyai kedudukan yang sama dalam sistem
pelaksanaan kurikulum, evaluasi pendidikan serta manajemen dan pendanaannya
sesuai dengan standar nasional pendidikan. Hal tersebut juga berlaku pada
sekolah-sekolah yang berlabel agama. Dalam hal ini islam, dengan adanya istilah
Madrasah, Pondok pesantren, taman Al-qur’an, dan lain-lain.
Namun pada kenyataannya,
undang-undang tersebut ternyata belum mampu menghapus persepsi dikalangan
masyarakat bahwa sekolah dan madrasah itu berbeda. Baik dari segi kualitas
outputnya maupun kesempatan kerja.
B.
Rumusan Masalah
Dalam rangka pembahasan problematika,
metode dan model pendidikan Islam, maka disusunlah rumusan masalah sebagai
berikut :
1.
Bagaimana problematika pendidikan
islam ?
2.
Bagaimana model-model pendidikan islam ?
3.
Bagaimana metode pendidikan islam ?
C.
Tujuan
Dari rumusan masalah yang ada, maka
diharapkan dapat menemukan problematika, metode dan model pendidikan Islam dan
solusi penyelesaiannya.
BAB
II
PROBLEMATIKA,
METODE, DAN MODEL PENDIDIKAN ISLAM
A.
Problematika
Pendidikan Islam
Sebagaimana kita ketahui bersama
bahwa sumber utama pendidikan Islam sebagai disiplin ilmu adalah kitab suci Al
Qur’an dan sunah Rasulullah Muhammad SAW. Sebagai disiplin ilmu, pendidikan
Islam bertugas pokok mengilmiakan wawasan atau pandangan tentang kependidikan
yang terdapat di dalam sumber-sumber pokok dengan bantuan dari pendapat
sahabat, ulama, ataupun ilmuwan.
Namun demikian, tidak mudah
mengaktualisasikan konsep tersebut dalam dunia Pendidikan Islam. Dengan
keterbatasan-keterbatasan setiap individu yang berbeda dalam memahami
pendidikan Islam maka muncullah problematika pendidikan Islam. Untuk ini akan
dibahas sedikit dari berbagai problematika pendidikan Islam yang ada
diantaranya adalah :
1.
Kualitas generasi muda Islam dalam
menghadapi tantangan zaman.
-
Dalam hal ini menitik beratkan
eksistensi generasi penerus untuk lebih
baik dari sebelumnya. Maka akan terjadi peningkatan mutu bangsa dikemudian
hari. Untuk itu hendaknya dengan pengetahuan yang relevan. Karena setiap zaman
akan mengalami perubahan dan kondisi yang berbeda.
2.
Perluasan sistem pendidikan yang
relevan dengan perkembangan zaman yang tetap berpegang pada ajaran Islam.
-
Sistem pendidikan jangan hanya
melayani sistem pendidikan formal saja, melainkan dapat mencakup keseluruhan,
diantaranya pendidikan non formal. Karena segenap kebutuhan akan pelayanan
pendidikan, diantaranya dunia kerja, bermasyarakat, konflik negara, konflik
antar agama, dan lain sebagainya tidak mungkin dapat diperoleh dalam pendidikan
formal. Tantangan selanjutnya, mencetak ilmuan muslim yang mampu
mengaktualisasikan imunya di bidang pendidikan.
3.
Madrasah intitusi pendidikan yang
berlabel Islam dapat mencetak generasi berkualitas dalam berbagai bidang.
"Sesungguhnya Allah tidak akan mengubah nasib suatu kaum (umat),
sehingga mereka sendiri mengubahnya” (Q.S. Ar. Ra’d : 11)
Sebagai antisipasi problematika
tersebut maka hendak dilakukan hal-hal sebagai berikut :
- Peka terhadap aktivitas perkembangan zaman.
- Semakin inovatif dan kreatif dalam pengembangan sistem pendidikan (PAI)
- Dan yang paling penting, tetap berpegang teguh pada pokok-pokok ajaran Islam (Al qur’an dan sunah) semodern apapun zaman.
B.
Model-model
Pendidikan Islam
Diantara model-model pendidikan Islam adalah sebagai
berikut :
1.
Model pendidikan Islam esensialistik.
Model ini berorientasi pada nilai-nilai lama yang
konservatif dan ksketis yang membentuk sosok pribadi muslim yang tahan terhadap
pukulan zaman.
2.
Model Pendidikan Islam Perenialistik
Model ini berorientasi pada nilai-nilai yang mengandung
potensi mengubah nasib masa lampau ke masa kini yang dijadikan inti kurikulum
pendidikan. Dimana nilai-nilai yang terbukti tahan lama saja yang di
interealisasikan. Sedangkan nilai-nilai yang berpotensi bagi semangat perubahan
di tinggalkan.
3.
Model Pendidikan Islam yang
Individualistik.
Model ini, potensi aloplastik (mengubah dan membangun)
masyarakat dan alam sekitar kurang mengacu kepada kebutuhan sosiokultural.
4.
Model Pendidikan Islam yang bercorak
teknologi.
Model ini orientasinya meninggalkan nilai-nilai samawai
diganti dengan nilai-nilai pragmatik realistik kultural.
5.
Model pendidikan Islam Dialogis
Mekanisme model ini adalah aksi reaksi dalam
perkembangan manusia menjadi gersang dari nilai-nilai Illahi yang mendasari
fitrahnya.
Dari berbagai jenis model pendidikan
Islam di aras tentunya masih banyak masalah-masalah yang timbul. Hal ini dapat
dilihat dari institusi Pendidikan Islam yang ada baik di Indonesia dan
luar negeri. Khususnya Indonesia
institusi pendidikan Islam telah mendapat pengakuan secara hukum dengan diatas
dalam UU pendidikan No. 20 tahun 2003. Tentunya dengan ketentuan-ketentuan yang
telah ditetapkan oleh negara. Setiap jenjang telah disamakan dengan pendidikan
umum. Tentunya dengan kelebihan dan kekurangan yang dimiliki lembaga
masing-masing.
C. Metode
Pendidikan Islam
Secara
etimologi kata metode berasal bahasa yunani yaitu meta yang berarti “yang
dilalui” dan hodos yang berarti “jalan” yakni jalan yang harus dilalui. Jadi
secara harfiah metode adalah cara yang tepat untuk melakukan sesuatu. (poerwakatja,
1982 : 56). Sedangkan dalam bahasa inggris, disebut dengan method yang
mengandung makna metode dalam bahasa Indonesia. (Wojowasito, 1980 : 113). Dalam
bahasa Arab, metode disebut dengan tariqah yang berarti jalan atau cara.
Secara
termologi, para ahli memberikan definisi yang beragam diantaranya adalah cara
yang di dalam fungsinya merupakan alat untuk mencapai tujuan. Menurut menurut
Ahmad Tafsir dalam Ramayulis (2006 : 184), metode mengajar adalah cara yang
paling tepat, dan cepat dalam mengajarkan Mata Pelajaran. Sedangkan menurut
Ramayulis sendiri (2006 : 185) Metode adalah seperangkat cara, jalan dan teknik
yang digunakan oleh pendidikan dalam proses pembelajaran agar peserta didik
dapat mencapai tujuan pembelajaran atau menguasai kopetensi tertentu yang
dirumuskan dalam silabi Mata Pelajaran dari pendapat 3 diatas dapat kita pahami
bahwa metode pendidikan adalah seperangkat cara, jalan dan teknik yang
digunakan pendidik dalam proses pendidikan dan proses pengajaran agar peserta
didik dapat mencapai tujuan pembelajaran atau meguasai kopetensi tertentu yang
dirumuskan dalam silabi Mata Pelajaran.
Macam-macam metode pendidikan dan pengajaran di
antaranya, adalah :
a. Metode
Keteladanan.
Mendidik dengan contoh (keteladanan) adalah suatu
metode pembelajaran yang dianggap besar pengaruhya. Seorang pendidik memberikan
teladan atas sikap dan segala hal yang baik kepada peserta didik, mempunyai
kepridadian yang baik sesuai dengan tujuan pendidikan.
b.
Metode lemah
lembut/kasih sayang.
Pentingnya
metode lemah lembut dalm pendidikan, karena materi pelajaran yang disampakan
pendidikan dapat membentuk kepribadian peserta didik. Dengan sikap lemah lembut
yang ditampilkan pendidik, peserta didik akan terdorong untuk akrab dengan
pendidik dalam upaya pembentukan kepribadian.
c. Metode Deduktif.
Metode deduktif (memberitahukan secara global) suatu
materi pelajaran, akan memunculkan keingintahukan pelajaran tentang isi materi
pelajaran, sehingga lebih mengenal di hati dan memberi yang lebih besar.
d. Metode
perumpamaan.
Metode ini dilakukan dengan cara menyerupakan sesuatu
dengan sesuatu yang lain, mendekatkan sesuatu yang abstrak dengan yang lebih
konkrit. Perumpamaan sebagai suatu metode pembelajaran selalu syarat dengan
makna, sehingga benar-benar dapat membawa sesuatu yang abstrak kepada yang
kongkrit atau menjadikan sesuatu yang masih samar dalam makna menjadi suatu
yang sangat jelas.
e. Metode kiasan.
Pendidik mengajarkan suatu materi atau memberi contoh
dengan mengiaskan suatu hal terhadap hal lain agar lebih mudah dipahami oleh
peserta didik.
f. Metode tanya
jawab atau dialog
Metode ini untuk
mengajak si mengajar si pendengar agar fokus dengan pembahasan. Metode dialog
berusaha menghungkan pemikiran seseorang dengan lain, serta mempunyai manfaat
bagi pelaku dand pendengarnya.
g. Metode pengulangan.
Suatu proses
yang penting dalam pembelajaran adalah pengulangan/latihan atau praktek yang
diulang-ulang. Baik latihan mental dimana seorang membayangkan dirinya
melakukan perbuatan tertentu maupun latihan motorik yaitu melakukan perbuatan
secara nyata merupakan alat-alat bantu ingatan yang penting.
h. Metode Demonstrasi.
Metode
demonstrasi dimaksudkan sebagai suatu kegiatan memperlihatkan suatu gerakan,
atau proses kerja sesuatu. Pekerjaan dapat saja dilakukan oelh pendidik atau
orng lain yang diminta mempratekan sesuatu pekerjaan.
i.
Metode
Eksperimen.
Metode ini
sering digunakan dalam ilmu-ilmu eksak dimana peserta didik bereksperimen
(melakukan percobaan) dalam menguji kebenaran suatu ilmu atau hal baru.
j.
Metode pemecah
masalah.
Peserta didik
disuguhi kasus-kasus yang memerlukan keterlibatan dan disuruh mencari
penyelesaianya dengan cara-cara atau metode yang telah diajarkan pendidik
ataupun dengan metode-metode lain.
k. Metode pemberian hukum dan pujian (punish and reward)
Hukum atau
sanksi diberikan sebagai upaya untuk
menumbuhkan rasa jera agar peserta didik tidak mengulangi kesalahan. Sedangkan
pujian diberikan sebagai motivasi agar peserta didik meningkatkan prestasinya.
DAFTAR
PUSTAKA
Al-Atsary, Abu
‘Aqil. 2009. Hadist-hadist Tentang Metode Pendidikan (online)
http://muslimuny.ilmoe.com/?p=59#more-59.
Arifin, Muzayyin.
2003. Kapita Selekta Pendidikan Islam. Jakarta
: Bumi Aksara.
Anonim. 2008.
Kumpulan Peraturan Perundangan Pendidikan. Jakarta : Depertemen Agama RI.
Buchori, Mochtar.
1994. Spektrum Problematika Pendidikan di Indonesia.
Rahman Shaleh,
Abdul. 2005. Profil Madrasah Masa Depan. Jakarta
: Bina Mitra Pemberdayaan Madrasah, Depertemen Agama RI.
Ramayulis. 2006.
(cet V). Ilmu Pendidikan Islam. Jakarta
: Kalam Mulia.
2komentar:
thx 4 commenting
Posting Komentar
Silahkan meninggalkan pesan yang santun dan tidak menyinggung SARA.
Dilarang Spam!!